29.9.25
Kerusuhan terus meletus di banyak negara di seluruh dunia selama sebulan terakhir, sedangkan negara-negara baru memasuki siklus pemberontakan dan bentrokan yang melibatkan pihak berwenang, pemerintah, dan para protektor berseragamnya.
Di Prancis, bentrokan antara polisi dan demonstran yang meletus di ibukota Prancis dan banyak kota lain selama pemogokan menentang kebijakan austeritas yang diusulkan oleh pemerintahan Emmanuel Macron, terus berlanjut. Setelah serikat buruh menyerukan demonstrasi satu hari menentang pemotongan anggaran, lebih dari satu juta pekerja turun ke jalan dalam mobilisasi terbesar sejak pertempuran tahun lalu menentang reformasi sistem pensiun.
Minggu lalu di Manila, ibukota Filipina, bentrokan antara para pemrotes dan polisi pecah ketika ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes salah satu skandal korupsi paling serius di negara ini dalam beberapa tahun terakhir. Kemarahan ini terjadi setelah adanya keluhan mengenai korupsi yang ekstensif, penjarahan ekonomi, dan suap kepada para politisi terkait proyek-proyek infrastruktur pemerintah untuk mengatasi banjir, yang bernilai miliaran dolar, yang disertai dengan penipuan besar-besaran, keserakahan, dan keberpihakan politis. Media melaporkan penangkapan lebih dari 100 orang dan cederanya puluhan petugas polisi, sedangkan di internet terdapat banyak video yang menunjukkan tindakan kekerasan polisi terhadap para pemrotes.
Di Italia, ribuan orang di bawah slogan “Mari blokir semuanya”, turun ke jalan di 90 kota di Italia minggu lalu untuk mengecam genosida terhadap rakyat Palestina dan keterlibatan pemerintah Italia di dalamnya. Dalam beberapa demonstrasi terjadi bentrokan dengan polisi ketika mereka mencoba mencegah pemblokiran jalan raya, stasiun kereta api, dan pelabuhan. Pemogokan umum untuk mendukung rakyat Gaza dan armada Global Sumud dideklarasikan oleh semua serikat pekerja utama, Unione Sindacale di Base. Semua komponen berpartisipasi, mulai dari transportasi umum hingga kereta api, dari sekolah hingga sistem perawatan kesehatan. Di Livorno, para pekerja dermaga dan kelompok-kelompok lain menduduki pelabuhan selama tiga hari berturut-turut, mencegah kapal AS SLNC Severn berlabuh, yang mengangkut kendaraan dan truk-truk untuk pangkalan militer AS di Pisa. Di Taranto, para pekerja dermaga dan kelompok-kelompok lain mencegah kapal tanker minyak Seasalvia merapat, karena kapal tersebut sedang menunggu di pelabuhan untuk memuat 30.000 ton minyak mentah untuk angkatan udara Israel. Di Ravenna, para pekerja dermaga mengidentifikasi dan mencegah kontainer-kontainer yang berisi senjata yang ditujukan untuk tentara Israel untuk dimuat. Di Trieste, para pekerja dermaga melakukan pemogokan terhadap tambatan kapal MSc Melani III, yang membawa senjata dan material perang yang ditujukan untuk tentara Israel. Di Genoa, para pekerja galangan dan kelompok lain berdemonstrasi di luar balai kota menentang penambatan kapal yang bermuatan baja yang ditujukan untuk penggunaan militer di Israel pada hari-hari berikutnya. Para pekerja dermaga CALP mencegah pemuatan material perang ke kapal Zim Selandia Baru, menduduki terminal Spinelli dan menyatakan pemogokan segera. Pada malam harinya, sebuah pawai dengan lebih dari 25.000 peserta melewati kota. Di Salerno, para pekerja dermaga dan serikat pekerja menyatakan bahwa para pekerja akan menolak menangani muatan yang ditujukan untuk perang. Di Padua, ribuan orang berpartisipasi dalam demonstrasi, menduduki jalan regional. Di Turin, ribuan orang bentrok dengan polisi ketika mencoba menuju bandara. Di Brescia, lebih dari 10.000 orang menduduki jalan lingkar menuju markas besar Leonardo Spa, produsen senjata terkemuka di Uni Eropa. Di Vicenza, para pemrotes memblokir jalan regional dan kemudian menuju ke Caserma Ederle, sebuah simbol presensi militer AS.
Di La Spezia, ribuan orang berdemonstrasi menentang pameran senjata Seafuture, menduduki Piazza Chiodo di depan gudang senjata militer.
Di Quito, Ekuador, sejak minggu lalu ribuan orang turun ke jalan selama berhari-hari untuk melakukan protes, memblokir pusat-pusat transportasi utama di negara tersebut dan bentrok dengan polisi dan pasukan militer saat terjadi protes menentang kenaikan harga minyak setelah keputusan pemerintah untuk mengakhiri subsidi bahan bakar. Seorang pemrotes terbunuh, 12 tentara ditangkap, dan 17 lainnya terluka setelah penyergapan oleh para pengunjuk rasa. Ephraine Fuerez, 46 tahun, dari komunitas adat, “ditembak tiga kali” dan meninggal di Rumah Sakit Kotakatsi, sekitar 100 kilometer (60 mil) di sebelah utara Quito. Organisasi-organisasi sosial dan masyarakat adat di Ekuador menyatakan penolakan mereka terhadap dekrit presiden tersebut dan memutuskan untuk menyerukan pemogokan nasional tanpa batas waktu setelah kebijakan terbaru dari Presiden Daniel Nomboa yang berhaluan sayap-kanan. Di usianya yang ke-35, Daniel Nomboa, pewaris dan putra miliarder Alvaro Nomboa yang kaya raya, menjadi presiden termuda yang terpilih dalam sejarah Ekuador. Langkah-langkah yang diumumkan berdampak langsung pada harga bahan bakar, yang meningkat hingga 56%, yang dikombinasikan dengan langkah-langkah lain yang diterapkan oleh Nomboa seperti menaikkan PPN dari 12% menjadi 15%, menyebabkan kemarahan berbagai kelompok sosial dan sektor tenaga kerja. Pemerintah Nomboa bereaksi dengan mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari dan memperingatkan akan adanya penangkapan terhadap mereka yang memblokir jalan arteri dan melanggar pembatasan yang diberlakukan.
Di ibukota Madagaskar, Antananarivo, bentrokan terjadi pada hari Jumat antara pengunjuk rasa, polisi, dan unit-unit militer ketika ribuan orang turun ke jalan untuk melakukan protes dan diserang oleh polisi dengan peluru tajam, gas air mata, dan peluru plastik. Para pemrotes memasang barikade dengan batu dan membakar ban serta menyerang kediaman tiga politisi yang dikenal sebagai rekan dekat presiden Andry Rajoelina. Lima orang pemrotes tewas dan sejumlah lainnya terluka. Jumlah pasti mereka yang ditangkap juga tidak diketahui. Protes yang berawal dari tuntutan untuk mengakhiri interupsi taktis air dan listrik yang melanda ibukota selama beberapa jam setiap harinya, telah berubah menjadi suara kecaman terhadap korupsi institusional, kurangnya hak-hak dan kemiskinan ekstrem yang dialami oleh masyarakat Madagaskar. Demonstrasi juga terjadi di kota-kota lain, seperti Antsirabe, kota terbesar ketiga di negara ini, dan Antsiranana, sebuah pelabuhan penting di bagian utara pulau.
Di Lima, Peru, bentrokan terjadi selama dua hari berturut-turut antara para pemrotes dan polisi selama protes menentang korupsi di parlemen dan kebijakan-kebijakan presiden Dina Bolartue. Setidaknya 50 orang ditangkap. Para pengunjuk rasa mengeluhkan reformasi sistem pensiun yang telah disetujui pemerintah pada tanggal 5 September, tentang korupsi negara, dan juga mengecam “penetrasi kriminal ke dalam tubuh kepolisian.”
Selama beberapa bulan terakhir di Peru telah terjadi kerusuhan yang didukung oleh serangkaian kasus kejahatan terorganisir dan pemerasan yang beraroma negara. Kebanyakan orang menganggap pemerintah dan kongres konservatif korup. Protes-protes semakin meningkat minggu ini setelah badan legislatif meloloskan sebuah undang-undang yang memaksa para pemuda untuk bergabung dengan sebuah dana pensiun swasta, meskipun banyak dari mereka menghadapi kondisi kerja yang tidak aman. Bentrokan pada hari Sabtu, yang terjadi di dekat gedung-gedung kepresidenan dan parlemen, merupakan salah satu yang paling kejam di Peru tahun ini. Sekitar 450 pengunjuk rasa berpartisipasi dalam kerusuhan hari Sabtu, yang juga menyebabkan kerusakan pada jalan-jalan umum, sebagaimana dinyatakan oleh polisi. Enam orang pemrotes dan 12 polisi terluka. Foto-foto para demonstran yang terluka akibat proyektil yang diduga dilepaskan oleh polisi diunggah di internet. Ketika malam tiba pada hari Minggu, kelompok-kelompok pemrotes melempari polisi dengan batu dan bom molotov, yang dibalas dengan tembakan gas air mata.
Perihal yang kita bahas sekarang: pada hari Minggu sore di puluhan kota di seluruh negeri, reli dan protes terkoordinasi diselenggarakan untuk mendukung pemogok makan Panos Routsi dan para pendukungnya serta menentang upaya pemerintah menyembunyikan kejahatan kapitalis negara di Tempi. Slogan-slogan yang dinamis dan kemarahan adalah karakteristik utama mereka, tetapi partisipasi masyarakat masih jauh dari protes masif yang belum pernah terjadi sebelumnya sejak bulan Februari. Panos Routsi, ayah dari Denis, yang kehilangan nyawanya di Tempi, melakukan aksi mogok makan untuk menuntut investigasi penuh atas penyebab kematian anaknya. Secara partikular, ia menuntut persetujuan dari otoritas yudisial untuk penggalian jasad Denis, dan juga untuk melakukan eksaminasi DNA serta analisis toksikologi.
MELAWAN NEGARA, PEMERINTAH, ELITE GLOBAL, DAN SEMUA OTORITAS –
PERJUANGAN ANTI-KEMAPANAN UNTUK REVOLUSI SOSIAL DAN ANARKI
Trajektori Menuju Ketidakterbatasan (Τροχιά στο Άπειρο)






