Ekstrak dari Bleu/ Kamis, 21 Agustus 2025
Shelter bus dan kaca-kaca jendela pecah, tempat sampah dibakar, pembatas jalan ditumpuk, perlengkapan urban dibongkar, grafiti pada dinding, ini merupakan spektakel pusat kota Aurillac tadi malam setelah insiden kekerasan yang terjadi pada malam pertama festival teater jalanan. Berdasarkan berita di La Montagne, yang dikonfirmasi oleh ICI Pays d’Auvergne, interpelasi seorang pemuda yang tertangkap sedang menyemprot tembok, yang memicu terjadinya kekerasan. Sejumlah penonton festival pun langsung membelanya, dan segera bergabung dengan yang lain, beberapa di antaranya mengenakan masker.
Bentrokan terjadi di Place du Square, jantung kota Aurillac, tepat di sebelah jalan-jalan sempit di pusat kota. Polisi di satu sisi (dengan bantuan gendarme), para perusuh di sisi lain, granat gas air mata melawan proyektil, hingga cahaya api kecil yang dinyalakan di sekelilingnya, bentrokan berlangsung hingga pukul 3 pagi. Menurut polisi, 300 orang berpartisipasi dalam kekerasan tersebut. Delapan petugas polisi terluka. Tidak ada penangkapan.
Festival Teater internasional rue d’Aurillac memang biasa menjadi ajang kontestasi, terkadang disertai bentrokan dengan polisi. Kekerasan pada malam hari tampak lebih tinggi meskipun kita tidak bisa melupakan intrusi ke gedung pengadilan dan kerusakan serius yang terjadi di dalamnya pada tahun 2023 [lihat di sini; NdAtt].
Dan Libération, pada tanggal yang sama menegaskan hal itu: Walikota sosialis di region tersebut, Pierre Mathonier, juga menyesalkan ledakan kekerasan ini. “Kita tidak bisa membiarkan para black block dengan retorika anarkis ini menghancurkan kota dan festival kita,” tegasnya kepada AFP. Acara ini menjadi tuan rumah bagi 3.000 seniman dan sekitar 180.000 pengunjung per tanggal 23 Agustus. Walikota mengestimasi nilai kerusakan di jalan raya publik berkisar antara 20.000 hingga 30.000 euro.



