Banjir Sumatera: Jumlah Korban, Penjarahan, Hingga Penyaluran Bantuan
Kondisi pasca-bencana banjir dan longsor di tiga provinsi Pulau Sumatera hingga kini masih belum pulih. Bagaimana perkembangan terkini?
1 Desember 2025
Tiga provinsi di wilayah Sumatera belum pulih pasca diterjang banjir bandang dan longsor selama sepekan terakhir. Tiga daerah yang terdampak yaitu Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Jumlah korban jiwa akibat bencana ini pun terus bertambah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB, Letnan Jenderal Suharyanto, menyebut Sumatera Utara adalah daerah terdampak paling parah. “Dibandingkan Sumatera Barat dan Aceh yang sudah lebih pulih di hari ketiga ini, apalagi sekarang sudah tidak ada hujan,” kata Suharyanto dalam konferensi pers daring, Ahad, 30 November 2025.
Berikut sederet rangkuman perkembangan penanganan banjir dan tanah longsor di ketiga provinsi ini:
Korban Tewas Berjumlah 442 Orang
BNPB mencatat jumlah korban meninggal saat ini sebanyak 442 orang dari ketiga provinsi terdampak. Sementara jumlah orang hilang saat ini dicatat sebanyak 402 jiwa.
Suharyanto mengatakan Korban paling banyak berada di Sumatera Utara dengan 217 orang tewas dan 209 hilang. Sementara di Sumatera Barat, setidaknya 129 orang dilaporkan tewas sementara 118 lainnya masih dalam pencarian. Adapun di Aceh, BNPB mencatat jumlah korban tewas hingga 96 orang dan 75 lainnya hilang.
Sempat Terjadi Penjarahan di Berbagai Daerah
Sejumlah warga di berbagai daerah menjarah bahan makanan di pelbagai tempat. Penjarahan terjadi lantaran bantuan logistik terlambat disalurkan. Suharyanto mengatakan penjarahan sempat terjadi di Aceh Tamiang, Aceh dan Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
Menurut dia, tim BNPB juga sempat menghadapi sekelompok masyarakat yang berupaya mengambil logistik sebelum penyaluran. “Di Tapanuli Tengah, saat kami mendistribusikan logistik ke Bandara Pinangsari ada sekelompok masyarakat yang berusaha merebut logistik itu,” ucap Suharyanto pada Minggu, 30 November 2025.
Suharyanto berujar sejumlah orang berupaya merebut bantuan dari tangan petugas. Menghadapi situasi tersebut, Suharyanto memerintahkan agar petugas tetap mendistribusikan bantuan untuk masyarakat. Suharyanto yakin tindakan sekelompok orang itu bukan karena niat jahat. “Mungkin karena memang sudah beberapa jam atau mungkin ada yang belum makan dari beberapa hari, sehingga terkesan (melakukan penjarahan),” ujarnya.
Kirim Bantuan Lewat Laut
Sejumlah wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh sulit diakses karena infrastruktur jalan darat yang rusak. BNPB pun mengirimkan bantuan logistik dan peralatan melalui jalur laut. BNPB memberangkatkan bantuan itu dari Pelabuhan Ulee Lhueu di Banda Aceh dengan menggunakan kapal Express Bahari pada Ahad, 30 November 2025.
“Direncanakan bantuan via jalur laut ini akan menjangkau lima wilayah,” kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari hari ini.
Muhari mengatakan total bantuan yang dikirimkan adalah seberat 27 ton. Nantinya, logistik akan menjangkau lima wilayah yaitu Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang. Bantuan akan berhenti di dua pelabuhan untuk mencapai kelima lokasi tersebut. Yaitu Pelabuhan Krengkuku untuk menjangkau wilayah Aceh Utara, Lhouksumawe, serta Pelabuhan Kuala Langsa untuk menjangkau Kota Langsa, Aceh Timur, dan Aceh Tamiang.
Bantuan Disalurkan Menggunakan Metode Airdrop
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin mengerahkan metode airdrop untuk mempercepat distribusi bantuan bagi korban banjir dan tanah longsor di Aceh dan wilayah Sumatera lain yang masih terisolasi. Menurut Sjafrie, kondisi lapangan menunjukkan banyak pengungsi mengalami kesulitan memperoleh bantuan karena akses jalan dan jembatan ke lokasi terdampak terputus.
Airdrop merupakan salah satu cara menyalurkan bantuan dengan menjatuhkan dari pesawat untuk warga. “Cara pengiriman supaya cepat, Panglima TNI akan men-drop dari udara, diterima prajurit dan langsung dibagikan kepada para pengungsi. Jadi, tetap di lokasi, petugas yang akan mengantarkan,” kata Sjafrie dalam keterangan video yang dibagikan Biro Informasi Pertahanan, Sabtu, 29 November 2025.
Pemerintah Kirim 11 Helikopter
Setelah tahap percepatan distribusi logistik, pemerintah akan berlanjut ke penanganan keselamatan jiwa, kesehatan, dan kebutuhan mendesak pengungsi, termasuk layanan trauma healing dan pemulihan infrastruktur dasar. Pemerintah pusat telah mengirim sebelas helikopter dari Jakarta untuk mempercepat penanganan bencana banjir dan longsor di bagian utara Sumatera.
“Sampai dengan hari ini, pemerintah telah mengirimkan total 11 helikopter TNI dan Basarnas dari Jakarta ke lokasi daerah terdampak bencana,” kata Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya Teddy dalam keterangan tertulisnya pada Sabtu, 29 November 2025.
Buka Akses Internet Starlink
Kepolisian Daerah Aceh memasang perangkat Starlink untuk menyediakan akses internet gratis bagi masyarakat yang terdampak banjir dan longsor. Pemasangan jaringan internet ini dilakukan setelah warga terisolasi sekitar lima hari karena terputus dari jaringan internet.
Kini warga mulai dapat terhubung kembali dengan keluarga mereka.
Polda Aceh telah memasang dua perangkat Starlink di Provinsi Aceh. Satu unit dioperasikan di Desa Tingkeum, Kecamatan Kuta Blang, Kabupaten Bireuen, oleh personel Bid TIK Polda Aceh.
Sidang Kerusuhan Agustus 2025, Saksi Ungkap Detik-Detik Penyerangan Polres Jakarta Utara
Jaksa menghadirkan 25 orang saksi yang semuanya anggota Polres Jakarta Utara. Mereka bersaksi untuk 33 terdakwa kerusuhan Agustus
5 Desember 2025
PENGADILAN Negeri Jakarta Utara menggelar sidang lanjutan kasus demo akhir Agustus 2025. Sidang beragendakan pemeriksaan saksi itu digelar di ruang sidang utama, Kamis, 4 Desember 2025.
Jaksa penuntut umum menghadirkan 25 orang saksi yang kesemuanya merupakan pihak kepolisian dari Polres Jakarta Utara. Mereka bersaksi untuk 33 orang yang menjadi terdakwa dalam perkara tersebut.
Saksi tersebut terbagi atas dua yakni saksi korban dan saksi penangkap. Saksi korban sebanyak dua orang sementara sisanya tim penangkap dari Satreskrim Polres Jakarta Utara.
Dalam sidang tersebut terungkap detik-detik mencekam saat Polres Jakarta Utara diserang massa. Mulanya ketua majelis hakim Eka Prasetya Budi Dharma menanyakan kepada saksi korban atas nama Inspektur Satu Dodi Pandapotan Siagian soal kronologi kejadian kerusuhan pada akhir Agustus 2025 lalu.
“Saksi tau ada masalah apa?” tanya Eka.
“Tau, masalah penyerangan mapolres Jakarta Utara pada akhir Agustus 2025,” jawab Dodi.
“Bisa spesifik lagi tanggal berapa?” tanya hakim lagi.
“Seinget saya itu hari sabtu malam minggu,” kata Dodi.
Selanjutnya, Dodi menjelaskan kronologi penyerangan yang bermula ketika anggota sedang siaga 1, tapi tiba-tiba dilempar bom molotov. Menurut Dodi, sekitar pukul 22.00 massa sudah berada di seberang Polres Jakarta Utara.
“Sekitar 22.30 WIB massa menggunakan sepeda motor melempar bom molotov jatuh di depan penjagaan Polres Metro Jakarta Utara,” kata Dodi.
“Kemudian?” tanya hakim lagi.
“Kami keluar markas untuk membuat perimeter karena massa terus bertambah banyak,” kata Dodi.
Saksi kemudian menjelaskan soal massa yang terus menyerang Polres Jakarta Utara dari arah pelabuhan dan Plumpang. Menurut Dodi, massa melempari kantor polisi dengan batu, kayu, seng, besi, hingga kembang api hampir 7 jam.
“Kapan kondusif semuanya?” tanya hakim.
“Minggu jam 6 pagi,” kata Dodi.
Dodi kemudian menceritakan soal dirinya yang mendapat luka bakar karena terkena kembang api.
Sebelumnya, polisi menetapkan 60 orang sebagai tersangka kasus penyerangan terhadap markas Polres Jakarta Utara. Sebagian tersangka adalah warga luar Jakarta Utara.
“Penetapan 60 tersangka itu dilakukan hari ini dan mereka dari warga Jakarta Utara dan ada juga warga luar,” kata Kepala Satuan Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Jakarta Utara, Komisaris Onkoseno Gradiarso Sukahar, dilansir Antara, Kamis 4 September 2025.
Puluhan tersangka itu kini telah berstatus sebagai terdakwa dan tengah sedang disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Utara.
Dalam dakwaannya, jaksa menyebut para terdakwa pada Minggu 31 Agustus 2025 sekitar pukul 00.05 WIB melakukan kekerasan, melawan seorang pejabat yang sedang menjalankan tugas yang sah atau orang yang menurut kewajiban undang-undang atau atas permintaan pejabat memberi pertolongan kepadanya, dilakukan oleh dua orang atau lebih.
Para terdakwa diancam dengan Pasal 214 ayat (1) atau Pasal 170 ayat (1) atau Pasal 212 KUHP.
Polisi Sita 6 Bom Molotov, Diduga untuk Rusuh saat Demo Hari HAM di Jakarta
Kedua tersangka kasus bom molotov itu adalah pemilik akun media sosial yang kerap mengunggah konten bermuatan ancaman teror dan provokasi
8 Desember 2025
KEPOLISIAN Daerah Metropolitan Jakarta Raya menyita enam buah bom molotov dari dua pria yang diduga merencanakan kerusuhan dalam demonstrasi Peringatan Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Internasional pada 10 Desember 2025. Mereka berinisial BDM dan TSF.
Enam buah bom molotov itu diduga akan digunakan untuk membuat kerusuhan saat peringatan Hari HAM Internasional. “Dari tersangka BDM didapat barang bukti 1 unit handphone, 1 buah email, dan enam buah botol bekas yang sudah dalam proses pembuatan bom molotov,” ujar Kasubdit III Ditressiber Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Rafles Marpaung dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya pada Senin, 8 Desember 2025.
Rafles menjelaskan bom molotov yang dibuat oleh BDM itu merupakan pesanan dari tersangka TSF. Namun, TSF menyangkalnya. Keduanya pun ditangkap di lokasi yang berbeda. BDM ditangkap di rumahnya di Kemayoran, Jakarta Pusat. Sedangkan, TSF ditangkap di Bekasi.
Menurut polisi, kedua tersangka pertama kali bertemu di agenda pasar bebas di kawasan Bendungan Hilir pada September lalu. Dari perkenalan itu, mereka merencanakan kerusuhan dan berkomunikasi melalui aplikasi Session. “Namun, yang bersangkutan (TSF) tidak mengakui pemesanan bom molotov kepada saudara BDM,” kata Rafles.
Dia menjelaskan BDM merupakan admin akun media sosial bernama @_bahan_peledak_. Di akun itu, tersangka diduga mengunggah berbagai konten yang memuat ancaman teror dan provokasi. Teror-teror itu berbunyi, “Kita adalah bayang-bayang yang kalian takuti dan kita adalah teror” serta, “Wisma lo udah gue teror, kantor lo mau gue teror juga.”
Sedangkan, TSF merupakan pemilik akun media sosial @verdatius. Menurut Rafles, akun itu awalnya digunakan tersangka untuk membagikan konten-konten bermuatan sejarah, tetapi belakangan akun itu mengunggah konten-konten bermuatan ajakan merusuh.
Menurut Rafles, polisi mengidentifikasi sejumlah akun lain yang diduga terafiliasi dengan jaringan ini. Akun-akun itu diduga menyiapkan kerusuhan dalam demonstrasi 10 Desember mendatang dengan cara mengunggah cara pembuatan bom pipa. “Mereka juga merencanakan penyerangan ke kantor polisi dan menjebak polisi ke tempat yang sudah dipersiapkan,” kata dia.
Selain menangkap dua tersangka itu, polisi juga menangkap satu tersangka lain yang diduga merencanakan kerusuhan di Jakarta. Wakil Direktur Siber Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Fian Yunus mengatakan tersangka berinisial YM itu ditangkap di Bandung, Jawa Barat.
YM merupakan pemilik akun media sosial dengan username @catsrebel. Akun itu, menurut polisi, juga mengunggah konten-konten yang berisi ancaman kekerasan. Ancaman itu diidentifikasi polisi dari unggahan Instagram story @catsrebel yang berisi foto bom molotov dengan narasi “Sambil bersiap-siap.”
Meski demikian, Fian masih belum dapat memastikan keterlibatan YM dengan dua BDM dan TSF. “Keterlibatan mereka masih kami dalami,” ucapnya.